Kali ini akan membahas beberapa konsep penting dibalik
sustainability dengan melihat seberapa awal para pemikir mencemaskan mengenai
pertumbuhan populasi. Kekhawatiran mereka yang dahulu saat ini kita rasakan.
Berikut diagaram dari populasi dunia :
Dapat dilihat bahwa diagram tidak menunjukkan pertumbuhan
yang sustainable tetapi mendekati eksponensional. Populasi dunia saat ini
adalah 7 milyar. Rata-rata pertumbuhan populasi di dunia adalah 1% apabila
diteruskan maka populasi global akan menjadi dua kali lipat dari populasi saat
ini. Bagaimana bila hal ini terjadi di masa lalu? Untungnya Thomas Malthus memikirkan
hal ini sekitar 200 tahun yang lalu. Ia memikirkan mengenai pertumbuhan
populasi yang tidak sustainable dan menuliskan alasannya pada 1798 dan
tulisannya relevan untuk sekarng. Berikut alasannya :
- Dia menggaris bawahi bahwa setiap pertumbuhan populasi merupakan eksponensial. Artinya bahwa hal tersebut akan meningkat dua kali lipat pada satu waktu tertentu. Jadi pada grafik angka 1 akan naik ke angka 2, angka 2 ke angka 4, lalu ke angka 8 dan seterusnya. Begitulah pola pertumbuhan secara eksponensial. Apabila kita memiliki 1% rasio pertumbuhan seperti yang terjadi sekarang maka akan ada kenaikan dua kali lipat tiap tahun setiap 70 tahun.
- Dia berasumsi bahwa produktivitas agrikultur terjadi secara aritmatika dalam pertumbuhannya atau bisa juga disebut geometris. Hal tersebut akan meningkat bersama waktu dalam satu garis lurus. Jadi dapat dilihat dari angka 2 kemudian ditambahkan 2 untuk setiap kenaikannya dan angka tersebut menunjukkan berapa banyak makanan yang dapat diproduksi per populasi.
Populasi akan meningkat dengan
rasio yang semakin besar sementara produksi makanan meningkat secara konstan.
Apabila satu unit makanan dibutuhkan untuk satu unit populasi, apa yang akan
terjadi apabila kedua kurva saling berpotongan? Akan terjadi system breakdown.
Dimana akan terjadi kelaparan, peperangan, bahkan wabah penyakit untuk mencegah
populasi melebihi supply makanan. Poin dari perpotongan kurva inilah yang
disebut bencana Malthusian atau Malthusian Catastrophe.
Seperti yang dibahas pada Growth Curves sebelumnya mengenai
carriying capacity, kali ini kurva populasi akan dibandingkan dengan carriying
capacity. Perpotongan yang terjadi di titik yang sama menjadikan carriying
capacity sebagai ketersediaan pangan maksimum. Apabila telah mencapai titik
tersebut, populasi akan menurun dan punah sama seperti rusa kutub di Pulau St.
Matthew.
Apa yang akan terjadi jika
carriying capacity ditingkatkan da kali
lipat?
Pada postingan sebelumnya, pernah
dibahas mengenai IPAT bahwa impact = impact. Peningkatan carriyying capacity
tidak akan menghindarkan kita dari titik krisis karena impact akan bertambah
seiring dengan bertambahnya carriying capacity itu sendiri. Selain merepresentasikan
makanan, carriying capacity juga menunjukkan ketersediaan air, lahan, udara
bersih, dan lain sebagainya. Jadi dalam teori Malthus telah ditekankan bahwa
standar hidup manusia harus terus menurun dalam jangka panjang.
Lalu apakah prediksi Malthus
terbukti benar?
Tidak. Hingga saat ini kita tidak
pernah berada pada titik krisis yang Malthus utarakan (mungkin belum). Hal ini
diakibatkan kemampuan manusia yang
meningkatkan standar hidupnya sehingga manusia saat ini lebih makmur dan
lebih kaya dari manusia terdahulu.
Apakah Malthus salah?
Bisa dibilang teori Malthus meleset sehingga muncul teori baru yang disebut Neo Malthusian yang juga sama-sama meleset. Teori ini ditulis
oleh Paul Ehrlich pada 1967 yang menyatakan bahwa krisis baru akan terjadi pada
1970 dan 1980. Kenyataannya, pada 1967 populasi Britania meningkat dua kali
lipat dengan keadaan mereka yang juga lebih kaya dan pendapatannya lebih
tinggi. Fenomena yang terjadi justru sangat berkebalikan dengan apa yang telah
diprediksi. Dokumen agenda 21 dari Earth Summit pada 1992 menyatakan bahwa
perubahan signifikan ekonomi dunia dan sistem sosial harus dilakukan untuk
menangani isu kesenjangan antar negara, buruknya kemiskinan, kelaparan, wabah
penyakit, dan buta huruf juga berkebalikan dengan yang terjadi di dunia. Jadi,
ya! Teori Malthus meleset dikarenakan prediksi yang terlalu cepat. Tetapi teori
Malthus mengingatkan bahwa suatu saat nanti populasi manusia pasti mencapai
batasnya. Dan apakah yang mungkin terjadi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar