Kali ini masih membahas mengenai populasi yang terjadi pada kasus rusa kutub dan sel. Jadi begini...
Pada tahun 1944, 1944 dikirim ke pulai
St. Matthew di lepas pantai Alaska. Pulau St. Matthew sendiri memiliki mamalia
asli yaitu rubah. Ternyata populasi rusa kutub meningkat pesat pada tahun
1963-1964 yaitu sekitar 6000 ekor dikarenakan tidak adanya predator dan
banyaknya sumber makanan bagi mereka. Setelah itu populasi turun secara drastis
yaitu 42 ekor karena terjadi kelaparan. Dan pada 1980 tidak ada rusa kutub yang
tersisa. Tentu saja sebagai manusia, kita menghindari hal tersebut terjadi pada
kita. Nah, apa yang terjadi terhadap rusa kutup merepresentasikan kurva J.
Lain cerita dari sebuah sel yang sedang dalam isolasi di cawan petri dengan sumber
makanan yang terbatas tidak tumbuh secara eksponensial. Seiring dengan
berkurangnya persediaan makanan, pertumbuhan sel akan semakin lambat hingga
sampai batas maksimal populasi. Hal tersebut merepresentasikan kurva S. Kurva S
merupakan kurva untuk suatu sistem yang menyesuaikan dengan keadaan sumber daya yang
tersedia. Jadi mungkin pada awalnya sistem akan berkembang pesat tetapi akan
melambat seiring dengan carriying capacity.
Sebagai contoh yang lain adalah rumput yang memiliki sumber
cahaya matahari terbatas. Meskipun tidak ada predator untuk rumput, saat kita
menanam rumput di satu sisi, maka rumput akan tumbuh dan menyebar. Tetapi
rumput tidak akan tumbuh melebihi batas tertentu. Batas yang dimaksud adalah
saat rumput berada pada keadaan tidak mendapatkan cahaya matahari. Nah, batas
inilah yang dimaksud carriying capacity.
Pada kasus rusa kutub, mereka tidak dapat menyediakan
kebutuhan makan untuk mereka sendiri di musim berikutnya. Kemudian kondisi ekositem
tidak seimbang sehinga mereka mengalami crash atau kepunahan. Tidak akan ada
populasi yang dapat melebihi dari carriying capacity. Ketika terjadi crash
populasi akan kembali berada di bawah carriying capacity. Berdasarkan
perbandingan di atas, dapat dikatakan bahwa kurva S lebih sustainable daripada
kurva J karena kurva S tidak mengalami kepunahan atau crash.
Setelah membahas kurva S dan J, maka apa yang sebenarnya
menjadi masalah bagi kita? Yang patut kita waspadai adalah kurva yang kita
sedang jalani. Karena pada awalnya kedua kurva memiliki pola yang sama. Jadi
kita harus bijak dalam melihat apa yang sedang terjadi, apakah kita di kurva S?
Atau malah di kurva J? Hal ini dapat dilihat dari 38% lahan di muka bumi yang
telah dimanfaatkan untuk pertanian. Lalu bagaimana dengan pemanfaatan yang
lainnya? Energi, makanan, lahan dan lain sebagainya? Apakah mencapai batasnya?
Semua pernyataan dan pertanyaan yang telah muncul semakin
memperlihatkan bagaimana sustainability sangat dipengaruhi oleh populasi. Kurva
pertumbuhan kita pun sebenarnya mulai serupa dengan kurva J dan mungkin akan
ada saatnya kita melebihi carriying capacity . hingga kemudian crash .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar