Rabu, 14 September 2016

Growth Curves by Jonathan Thomkins (Resume Bahasa Indonesia)

Kali ini masih membahas mengenai populasi yang terjadi pada kasus rusa kutub dan sel. Jadi begini...

Pada tahun 1944, 1944 dikirim ke pulai St. Matthew di lepas pantai Alaska. Pulau St. Matthew sendiri memiliki mamalia asli yaitu rubah. Ternyata populasi rusa kutub meningkat pesat pada tahun 1963-1964 yaitu sekitar 6000 ekor dikarenakan tidak adanya predator dan banyaknya sumber makanan bagi mereka. Setelah itu populasi turun secara drastis yaitu 42 ekor karena terjadi kelaparan. Dan pada 1980 tidak ada rusa kutub yang tersisa. Tentu saja sebagai manusia, kita menghindari hal tersebut terjadi pada kita. Nah, apa yang terjadi terhadap rusa kutup merepresentasikan kurva J.


Lain cerita dari sebuah sel  yang sedang dalam isolasi di cawan petri dengan sumber makanan yang terbatas tidak tumbuh secara eksponensial. Seiring dengan berkurangnya persediaan makanan, pertumbuhan sel akan semakin lambat hingga sampai batas maksimal populasi. Hal tersebut merepresentasikan kurva S. Kurva S merupakan kurva untuk suatu sistem yang menyesuaikan dengan keadaan sumber daya yang tersedia. Jadi mungkin pada awalnya sistem akan berkembang pesat tetapi akan melambat seiring dengan carriying capacity.



Sebagai contoh yang lain adalah rumput yang memiliki sumber cahaya matahari terbatas. Meskipun tidak ada predator untuk rumput, saat kita menanam rumput di satu sisi, maka rumput akan tumbuh dan menyebar. Tetapi rumput tidak akan tumbuh melebihi batas tertentu. Batas yang dimaksud adalah saat rumput berada pada keadaan tidak mendapatkan cahaya matahari. Nah, batas inilah yang dimaksud carriying capacity.

Pada kasus rusa kutub, mereka tidak dapat menyediakan kebutuhan makan untuk mereka sendiri di musim berikutnya. Kemudian kondisi ekositem tidak seimbang sehinga mereka mengalami crash atau kepunahan. Tidak akan ada populasi yang dapat melebihi dari carriying capacity. Ketika terjadi crash populasi akan kembali berada di bawah carriying capacity. Berdasarkan perbandingan di atas, dapat dikatakan bahwa kurva S lebih sustainable daripada kurva J karena kurva S tidak mengalami kepunahan atau crash.

Setelah membahas kurva S dan J, maka apa yang sebenarnya menjadi masalah bagi kita? Yang patut kita waspadai adalah kurva yang kita sedang jalani. Karena pada awalnya kedua kurva memiliki pola yang sama. Jadi kita harus bijak dalam melihat apa yang sedang terjadi, apakah kita di kurva S? Atau malah di kurva J? Hal ini dapat dilihat dari 38% lahan di muka bumi yang telah dimanfaatkan untuk pertanian. Lalu bagaimana dengan pemanfaatan yang lainnya? Energi, makanan, lahan dan lain sebagainya? Apakah mencapai batasnya?

Semua pernyataan dan pertanyaan yang telah muncul semakin memperlihatkan bagaimana sustainability sangat dipengaruhi oleh populasi. Kurva pertumbuhan kita pun sebenarnya mulai serupa dengan kurva J dan mungkin akan ada saatnya kita melebihi carriying capacity . hingga kemudian crash . 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar