Rabu, 23 November 2016

Company Case from Principles of Marketing 14th edition

Company Case : StarBucks

Questions for Discussion
  1. Using the full spectrum of segmentation variables, describe how Starbucks initially segmented and targeted the coffee market
  2. What changed first- the Starbucks customer or the Starbucks Experience? Explain your response by discussing the principles of market targeting.
  3. Based on the segmentation variables, how is Starbucks now segmenting and targeting the coffee market?
  4. Will Starbucks ever return to the revenue and profit growth that it once enjoyed? Why or why not?

Answer
  1. Targeting Starbucks menargetkan konsumen yang sudah sangat menyukai dan cocok dengan Starbucks Experience. Starbucks Experience yang mapan/sejahtera, teredukasi, dan lebih profesional daripada orang Amerika pada umumnya. Target Starbucks pada umumnya adalah wanita daripada pria dengan usia antara 24 tahun hingga 44 tahun. Segmenting Starbucks memiliki target awal dan segmentasi awalan yaitu segmentasi demografis. Starbucks memiliki keinginan untuk membuka 10.000 store baru dalam 4 tahun dan mendorong Starbucks untuk mencapai 40.00 store. Kurun waktu 20 tahun, Schultz mengembangkan perusahaan hampir 170.000 store di seluruh Indonesia.
  2. Konsumen dari Starbucks yang berubah terlebih dahulu. Tidak ada pelanggan tradisioanal yang cukup untuk memenuhi perubahan yang Schultz cari. Starbucks menjadi tempat yang kurang menarik untuk berkumpul. Generasi konsumen yang baru adalah generasi yang kurang mapan, kurang teredukasi, dan kurang profesional. Berdasarkan hal tersebut, Starbucks Experience berubah menjadi kopi yang baik dan enak, menjadi tempat untuk bertemu, dan juga menjadi tempat move on. Konsumen yang baru datang jumlahnya kurang dari konsumen tradisional seperti biasanya dan hanya datang rata-rata satu bulan sekali.
  3. Cara yang dilakukan Starbucks saat ini untuk targeting dan segmenting adalah menentukan demografi berdasarkan usia, gender, atau bahkan pendapatan dan lain sebagainya. Cara kedua adalah secara psikografis yaitu berdasarkan gaya hidup, personality, dan nilai. Cara ketiga adalah secara geografis yaitu berdasarkan kota, lingkungan tetangga, kode pos, dan berbagai atribut pribadi
  4. Kemungkinan besar iya, karena saat ini mereka memiliki segmentasi dan targeting baru yang baik. Saat ini target mereka berasal dari segmen yang tidak terpikirkan sebelumnya. Starbucks juga mencoba mengembalikan konsumen tradisional dengan mengembalikan Strbucks Experience. Satu per lima penjualan Starbucks berasal dari luar Amerika Serikat yang berarti Starbucks memiliku potensi besar di luar Amerika.


Company Case : Las Vegas

Questions for Discussion
  1. Given all the changes in the branding strategy for Las Vegas over the years, has the Vegas brand had a consistent meaning to consumers? Is this a benefit or a detriment to the city as it moves forward?
  2. What is Las Vegas selling? What are visitors really buying? Discuss these questions in terms of the core benefit, actual product, and augmented product levels.
  3. Will the most recent efforts by the LVCVA continue to work? Why or why not?
  4. What recomendations would you make to LVCVA managers for Las Vegas’s future?

Answer
  1. Las Vegas telah mengubah USP menjadi nilai dan liburan terjangkau dengan slogan “Vegas Bound” yang mendesak kelompok masyarakat pekerja keras di Amerika untuk berlibur selama economic recession. Hal ini berkebalikan dengan pesan sebelumnya “What happens in Vegas, stay in Vegas”. Hal tersebut merupakan kerugian sebagai poin dari kebutuhan konsumen. Tidak konsistennya pesan menjadikan gambaran dari Las Vegas menjadi tidak jelas. Pesan dari “Vegas Bound” juga tidak dapat memberikan nilai lebih yang membedakan Las Vegas dari tujuan wisata lain sebagai recharging the energy.
  2. Actual Product “Las Vegas” sebagi brand yang berkualitas tinggi, brand dengan kasino standar internasional, jenis acara yang menyenangkan, resor dan hotel bintang lima, dan resto mewah.Augmented product kasino dan hotel delivery service, bonus atau hadiah, after-sale service Core customer value free to experience
  3. Sebenarnya, lebih baik bagi LVCVA untuk kembali ke pesan awal yaitu “Stay Here”. Terus bekerja atau tidak, tergantung desain dan karakteristik dari properti yang ada saat ini apakah membantu mendukung USP atau tidak.
  4. Rekomendasi untuk LVCVA adalah: (a) untuk memperkuat nilai dari perposisi yaitu “freedom to experience” dan perbedaan dari kompetitor lain (b) kampanye pemasaran yang terintegrasi yang didukung oleh 4P (c) LVCVA mungkin harus menggunakan metode segmentasi berkelipatan dan memperbaiki penawaran mereka terhadap pasar untuk membedakan segmen dengan tema yang sama yaitu “free to experience” (d) Membuat product strategy dan produk baru seperti “wildlife camping” untuk anak-anak, jazzing ang motorcycing untuk usia menengah keatas, dan lain sebagainya (e) Advertising dan promosi secara nasional dan internasional penting untuk meningkatkan kesadaran (f) Menjangkau kelompok target yang berbeda lewat media seperti ATL untuk para orang tua, media sosial untuk anak muda, PR untuk menghubungi perkumpulan profesi, email untuk orang dengan kelas menengah, surat untuk konsumen yang setia dan sebagainya. Hal ini dilakukan untuk menjaga hubungan dengan konsumen sehingga LVCVA bisa membangun VIP loyalty program (g) Untuk strategi harga, dilakukan market-skimming karena hal tersebut dapat memberikan gambaran yang mewah dan pengalaman untuk turis (h) Mengembangkan official website untuk hotel dengan menambahkan mempermudah penyampaian informasi travel, bagaimana administrsai untu travel, bagaimana transportasi untuk turis, dan layanan city guides (i) Melakukan riset secara periodik untuk mengumpulkan dan mendapat informasi lebih dari konsumen untuk segmentasi dan targeting yang lebih baik.


Company Case :Samsung : From Gallop to Run

Questions for Discussion
  1. How was Samsung able to go from copycat brand to product leader?
  2. Is Samsung’s product development process customer centered? Team based? Systematic?
  3. Based on the PLC, what challenges does Samsung face in managing itshigh-tech products?
  4. Will samsung likely achieve its goals in markets where it does not dominate, such as smartphones? Why or why not?

Answer
  1. Terdapat 3 faktor yang menjadikan Samsung produk canggih. Semuanya berasal dari manajemen baru yang dibawa oleh Lee untuk seluruh perusahaan. Goals yang dia inginkan adalah menjadikan samsung produk nomoer satu yang akan menggeser Sony sebagai brand dengan konsumen terbanyak di dunia elektronik. Faktor tersebut adalah : 1. Pengembangan Produk Baru, dilakukan dengan merekrut desainer baru dan muda yang dengan ide-ide baru untuk produk baru. Samsung fokus pada pengembangan produk baru, peningkatan produk, modifikasi produk, dan brand baru melalui departemen RnD yang memiliki kuasa penuh untuk hal tersebut. 2.“Test Marketing” produk, semua produk harus lolos “Wow!” tes. Hal ini untuk menguji bagaimana reaksi dari konsumen. Apabila tidak lolos, maka produk harus kembali di desain. Hal ini juga membuat samsung melakukan beberapa tes yang terintegrasi mulai dari marketing dan positionng strategy, advertising, distribusi, pricing, branding dan packaging, serta budget levels. Serangkaian ter tersebut mempermudah manajemen mendapat informasi yang cukup sehingga dapat memutuskan apakah produk akan diluncurkan atau kembali didesain. 3 Positioning dan Komersialisasi, sebagai bagian dari strategi dan positioning samsung yang diubah sejalan dengan mengembangkan produk baru yang stylish dan inovatif, perusahaan juga mengubah cara distribusi. Caranya adalah bekerja sama dengan beberapa retailer terbaik sehingga kesan murah tidak lagi ada.
  2. Pengembangan produk Samsung adalah gabungan dari 3 aspek dan keadaan yang berbeda. Mereka mendekat kepada konsumen sehingga dapat menemukan needs and wants kemudian mereka membentuk tim untuk memberikan apa yang konsumen mau dan kemudian mengembangkan sistem untuk mengerjakannya. Berikut adalah proses nya: a.Customer centered product development process. Pendapatan samsung tahun 2009 mencapai $117 M dengan keuntungan sebesar $8,3 M yang berasal dari kepuasan pelanggan terhadap produk samsung. Produk Samsung telah memuaskan needs dari customer dengan menyediakan produk high-end seperti Samsung Luxia TV yang memiliki ukuran 55 inci dan berat 49 pound yang memudahkan untuk diatur dan dipindah. b.Team based product development process, Samsung merekrut desainer baru dan muda yang dengan ide-ide baru untuk produk baru. Menggunakan Wow tes sebagai tolak ukur atas produk yang akan dirilis. Menggunakan top to bottom strategy untuk mengkombinasi pendekatan costumer centered dengan tim untuk memberikan produk yang kompetitif dan berbeda di pasaran. c. Systematic procut development process. Pengembangan produk dilakukan secara sistematis dengan memperhatikan konsumen dan pihak manajemen sehingga dapat membuat ide inovatif dan produk kompetitif di pasar. 
  3. Setelah sukses selama 17 tahun dan telah mencapai goals dari Samsung, Lee menjelaskan bahwa brand dan produk mereka akan tergeser untuk 10 tahun ke depan. Jadi sebagai pembuat perubahan, Lee berusaha bertahan di pasar dan unggul di dunia elektronik dengan strategi baru yaitu “MABULJUNGJE” yang merupakan sebuah aksioma Korea yang berarti “Kuda yang tidak berhenti”. Berdasarkan strategi yang Lee bawa, berikut ini adalah tantangan yang akan dihadapi menurut PLC :
  • PLC 1, Pengembangan Produk. Pada tahap ini, kemungkinan tantangan yang akan dihadapi adalah dalam melakukan Wow! Test. Karena apabila produk tidak lolos maka akan didesain ulang dan hal tersebut membutuhkan biaya yang cukup besar.
  • PLC 2, Pengenalan Produk. Tantangan besar dalam tahap ini adalah kebutuhan besar akan advertising dan juga biaya inventori. Karena semakin besar advertising yang dilakukan maka semakin besar pula biaya yang harus dikeluarkan. Dengan advertising yang besar-besaran, maka kemungkinan besar konsumen banyak tertarik pada Samsung sehingga membutuhkan inventori yan cukup pula.
  • PLC 3, Pertumbuhan Produk. Samsung merupakan produk dengan konsumen terbesar dan Samsung harus mempertahankan hal tersebut karena saat ini juga semakin banyak brand yang bermunculan dengan inovasi baru.
  • PLC 4, Maturity. Samsung memang memenangkan 8 penghargaan dalam International Desain Excellence Awards diamana tampialan, fungsi, dan ide produk adalah tolak ukur penilaian. Sebagi salah satu pemilik industri smartphone Samsung bertujuan menggandakan pasar dari 5 menjadi 10%. Samsung juga berkompetisi dalam pasar DVD, TV, home theatre dan lain sebagainya. Hal ini harus diwaspadai karena sangat banyak produsen yang menawarkan hal sama dan fitur yang hampir sama.
  • PLC 5, Decline. Pada tahap ini, tantangan yang dihadapi adalah kehilangan pangsa pasar karena tidak dapat membangun business model. Hal ini dikarenakan Samsung sangat memberikan perhatian besar demi memastikan bahwa Samsung adalah pengembang dari teknologi baru.
4. Samsung dapat mencapai goals di pasar karena Samsung tidak mengklaim adanya produk lain yang dapat menggantikan produk mereka apabila produk mereka ketinggalan jaman. Adanya strategi Mabuljungje juga membuat Samsung berjuang untuk menciptakan produk bagus dengan teknologi baru sehingga produk mereka tidak tergeser dan hal ini membutuhkan investasi besar-besaran. Adanya kualitas yang baik dan harga yang tidak terlalu mahal juga menjadi poin lebih untuk dapat menguasai pasar. Produk-produk samsung selain smartphone juga meyakinkan konsumen bahwa Samsung memiliki produk yang berkualitas.

Excercise 4.1, 4.3, and 4,4 from Environmental Life Cycle Assessment
















Rabu, 26 Oktober 2016

Marketing Study Case

Jet Blue Study Case
Questions for Discussion

Give examples of needs, wants, and demands that JetBlue customers demonstrate, differentiating these three concepts. What are the implications of each for JetBlue’s practices?
Jawab:
Needs yang dibutuhkan oleh konsumen JetBlue adalah rasa kecintaan dan kepemilikan. Contohnya adalah saat perusahaan membagi perhatiannya sehingga konsumen merasa dipedulikan dan konsumen merasa berarti untuk JetBlue sehingga konsumen merasa menjadi bagian dari keluarga JetBlue.
Wants merupakan hasrat dari konsumen untuk merasa menjadi milik dari JetBlue dan bukan milik lainnya. Hal ini dikarenakan apa yang ditawarkan oleh JetBlue seperti ruang lebih pada setiap seat sehingga membuat konsumen lebih nyaman saat terbang. Adanya snack bar juga salah satutawaran yang diberikan JetBlue. Dengan adanya snack-bar ini penumpang dapat melayani diri mereka sendiri dengan makanan dan minuman yang tersedia kapanpun mereka mau. Tawaran yang lain adalah adanya layanan gratis untuk pengambilan bagasi pertama sehingga membuat penumpang menginginkan untuk terbang bersama JetBlue lagi.
Demands permintaan yang diinginkan konsumen ialah pelayanan menakjubkan dan memuaskan dengan harga yang murah serta menciptakan pengalaman yang berkesan bagi konsumen.
Implications maksud dari pelayanan yang diberikan JetBlue adalah pengembangan konstan terhadap kualitas pelayanan dan keinginan untuk selalu lebih baik setiap harinya. Untuk itu JetBlue harus bekerja sama dengan departemen marketing untuk mengetahui needs, wants, dan demands dari konsumen saat ini maupun di masa yang akan datang.

Describe in detail all the facets of JetBlue’s product. What is being exchanged in a JetBlue transaction?
Jawab :
JetBlue mengasumsikan tantangan besar bagi JetBlue sendiri dengan berinovasi dengan customer service dan pengalaman saat terbang, mengubah perusahan dari hanya sekedar bahan lelucon sebuah acara TV menjadi salah satu maskapai yang memberikan kepuasan terhadap konsumen maupun penumpang. Membuat perubahan serta memperkenalkan jenis pelayanan baru merupakan rencana dan juga menanamkan integritas, keamanan, keceriaan, dan semangat kepada para pekerjanya sehingga dapat konsekuen terhadap rencana perusahaan. JetBlue memiliki layanan Wifi dan layanan gratis kirim pesan via e-mail. Mereka juga memiliki channel TV di ruang tunggu dan LCD yang ada pada bagian belakang kursi dengan Sirius XM radio channel. Mereka juga menambahkan ruang lebih untuk kaki lebih dari maskapai lain dan menawarkan makanan terbaik untuk memberikan pengalaman terang yang lebih baik.

 Which of the five marketing management concepts best applies to JetBlue?
Jawab :
Konsep marketing merupakan konsep terbaik karena perusahaan ini peduli terhadap konsumen mereka dan mereka fokus terhadap apa yang konsumen butuhkan dan inginkan sehingga membuat perusahaan tersebut sukses. JetBlue ingin selalu terhubung dengan konsumennya setiap saat sehingga mereka membuat akun twitter. Saat ini mereka juga memiliki akun yang menyediakan informasi penerbangan terakhir untuk waktu yang terbatas dan ketersediaan yang terbatas pula.

What value does JetBlue create for its customers?
Jawab :
JetBlue adalah sebuah perusahaan yang sukses dengan obsesinya dalam memperlakukan konsumen. JetBlue ingin memastikan bahwa setiap orang yang bepergian dengan mereka akan merasakan kebenaran slogan “Happy Jetting”. The Happy Jetting adalah perubahan yang fokus terhadap kepuasan pelanggan dengan menawarkan seat yang nyaman, makanan dan minuman gratis, hiburan dengan adanya LCD dan layanan e-mail dan pesan singkat, serta penerbangan tarif rendah dengan pelayanan maskapai kualitas tinggi. Perusahaan menekankan pada pelayanan untuk membuat pelayanan terbaik. Menyediakan pelanggan tidak hanya penerbangan semata tetapi juga momen menyenangkan yang dipadu dengan ide untuk terus membawa konsumen kembali melakukan perjalanan.

Is JetBlue likely to continue being successful in building customer relationships? Why or why not?
Jawab :
Selama satu tahun terakhir, muncul kebijakan JetBlue untuk terus memuaskan konsumen dengan pelayanan yang tidak akan mengecewakan dan mencoba untuk terus melakukan pengembangan. JetBlue mengusung “best low cost airline” selama 8 tahun berturut turut. Meski presiden dari JetBlue telah berganti tetapi pelayanan tidak akan berubah. Sebagai presiden dari JetBlue yang baru, Mr. Hayes, telah bekerja selama 5 tahun dengan JetBlue dan dia menyadari bahwa kesuksesan utama dari perusahaan adalah pelayanan yang baik dan hubungan dengan konsumen. Selain itu, ada komitmen bahwa perusahaan akan mengawasi kepuasan tingkat tinggi dengan pelayanan yang diberikan kepada konsumen, sebuah komitmen bahwa hal tersebut adalah inti dari bisnis yang berjalan dan hal tersebut pula yang akan diberikan terus menerus kepada konsumen.


Mouse Trap Study Case
Questions for Discussion

Martha and the Trap-Ease America investors believe they face a once-in-a-lifetime opportunity. What information do they need to evaluate this opportunity? How do you think the group would write its mission statement? How would you write it?
Jawab :
Informasi yang dibutuhkan adalah informasi mengenai apa yang konsumen butuhkn dan inginkan. Para investor tergantung pada jebakan tikus yang memuaskan pelanggan dengan keamanan dan kebersihannya sehingga konsumen akan membelinya. Investor harus tau seberapa ukuran pasar jebakan tikus di Amerika Serikat serta investor membutuhkan jawaban dari pertanyaan sepert siapa yang akan membeli? Apa jenis jebakan yang akan dibeli? Berapa harga untuk berbagai macam jebakan tikus? Bagaimana jebakan tikus ini dapat terjual kepada konsumen? Pertanyaan tersebut harus dijawab dan jenis pertanyaan yang mungkin investor tanyakan juga harus dipersiapkan.
 Mission statement yang dibuat untuk jebakan tikus adalah : menyediakan inovasi dengan tanpa tikus, tanpa polusi, dengan cara yang lebih baik.

Has Martha identified the best target market for Trap-Ease? What other market segments might the firm target?
Jawab :
Perempuan merupakan target sasaran yang tepat karena mereka tidak suka dengan sesuatu yang berantakan dan membuat masalah baru dengan menggunakan jebakan tikus tradisional. Mereka juga peduli terhadap keamanan anak-anak dan hewan yang ada di sekitar. Karena apabila spring sudah terasang dan berhasil menangkap tikus maka akan membuat berantakan sehingga memungkinkan untuk membawa penyakit tertentu.
Ada beberapa segmen pasar yang mungkin dapat dijadikan target. Semua bisnis yang berhubungan dengan makanan ataupun yang dapat mengunang tiku merupakan target yang tepat. Restoran adalah salah satunya karena keberadaan makanan dan produksi makanan sehingga tidak dapat digunakan zat kimia di dekta makanan tersebut. Manufaktur maknan juga membutuhkan perlindungan dari pengerat. Pasar potensi selanjutnya adakah laboratorium penelitian. Di laboratorium peneliti menggunakan jumlah tikus yang sangat besar untuk penelitian.

How has the company positioned the Trap-Ease for the chosen target market? Could it position the product in other ways?
Jawab :
Dari sudut pandah konsumen Trap-ease diposisikan sebagai kebutuhan yang aman dan bersih. Trap-Ease diposisikan untuk digunakan oleh individu yang memiliki kepedulian tersebut. Posisi alternatif utama untuk produk ini adalah fokus pada kemampuan untuk mengontrol suatu wabah. Karena tikus akan terperangkap dalam suatu alat tertutup dan akan tertangkap hidup-hidup, disitulah ada sedikit kesempatan untuk wabah menyebar sebagaimana hasil dari penangkapannya. Harus diperhatikan meskipun positioning produk dengan cara ini akan membuat perbedaan besar dalam seluruh strategi pemasaran.
Trap-Ease juga dapat diposisikan sebagai produk yang memiliki waste kurang karena dapat digunakan kembali atau dapat diturunkan kembali biayanya dan dibuat lebih terjangkau. Dengan “jebakan tikus termurah dan inovatif” memungkinkan untuk memperluas target pasar. Cara lain dalam positioning adalah mereka bisa memposisikan produk mereka dengan adanya tim customer service yang baik sehingga dapat memberikan layanan kepada konsumen yang memilki masalah dengan produk tersebut. Dengan adanya customer service yang baik, maka akan dengan mudah menjalin hubungan baik dengan konsumen.

Describe the current marketing mix for Trap-Ease. Do you see any problems with this mix?
Jawab :
Marketing mix untuk Trap Ease. Produk : Trap-Ease, perangkap tikus yang inovatif. Harga : Retail =$2,99. Tempat jual: retail besar, Safeway, Kmart, Hechingers, dan CB drugs. Promosi: trade shows, dan majalah Home&Shelter. Trap-Ease merupakan produk di atas arata-rata yang menyediakan solusi yang dibutuhkan konsumen. Tidak ada perbedaan dalam peackaging sehingga konsumen tidak memiliki pilihan apakah mereka ingin package dengan 1 atau 2 produk. Tidak ada mekanisme untuk memastikan apakah pelanggan puas dengan produk.
Harganya cukup mahal apabila dibandingkan dengan kompetitor terdekat dan menurut sudut pandang dari konsumen, memreka merasa bahwa tidak sebanding dengan nilai dari produk tersebut. Retailer tidak diberikan motivasi untuk menjual produk di toko mereka dan tidak ada insentif yang ditawarkan untuk menarik konsumen. Promosi adalah salah satu media yang tidak mengkomunikasikan pesan yang sebenarnya terhadap target pasar. Wanita adalah segmen kecil dari total pengguna hardware. Majalah mengenai rumah dan tempat tinggal yang baik tetap tidak menarik bagi banyak orang di pasar sasaran. Trap-Ease berada di puncak rantai hardware, kelontong dan obat. Transportasi dari order oleh retailer tidak dilaksanakan dengan waktu yang baik. Trap-Ease tidak cukup diekspose ke konsumen.

Who is Trap-Ease America’s competition?
Jawab:
Semua perusahaan yang memproduksi jebakan tikus adalah kompetitor. Kita menghadapi pasar dimana jebakan dengan kualitas rendah dan harga rendah dapat terjual. Ada juga racun yang dijual padahal membahayakan untuk hewan peliharaan. Ada pula produk dengan kemampuan menangkap hidup-hidup yang hampir sama. D-Con merupakan salah watu kompetiitor yang menawarkan umpan dan perangkap. Mereka menawarkan jenis perangkap no-touch sehingga tidak perlu menyentuh tikus saat selesai menggunakan. Mereka menjual dengan harga yang lebih tinggi dari Trap-Ease. Ini mengindikasi bahwa Trap-Ease memiliki keunggulan yaitu harga yang lebih murah. Perusahaan kompetitor seperti Havahart menawarkan yang dapat menangkap segalamacam pengerat. Kompetitor lain adalah Vivtor, JT Eaton, dan Riddex

How would you change Trap-Ease’s marketing strategy? What kinds of control procedures would you establish for this strategy?
Jawab :
Pertama, Trap-Ease akan memperkerjakan orang untuk departemen marketing. Salah satu hal penting saat kemunculan produk baru adalah marketing hingga kita dapat mengkomunikasikan kelebihan dari produk tersebut. Kemungkinan kemasan adalah kemasan yang memiliki umpan dalam satu paket. Pelanggan mungkin perlu satu perangkap, oleh karena itu akan ditawarkan paket satu dan dua, dan akan diturunkan harga untuk pasar awal sehingga nanti dapat membantu meningkatkan penjualan dengan menarik pelanggan baru atau menarik pengguna produk tradisional. Selain itu Trap-Ease akan memperkerjakan sales yang akan mengunjungi outlet dan memberikan informasi produk juga mendemonstrasikan penggunaan. Dapat juga dilakukan direct sales dari rumah ke rumah.
Akan dilakukan pengendalian operasi dan pengendalian strategi untuk mengawasi kemajuan dari tim marketing dan memastikan yang mereka lakukan telah sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan. Pengendalian ini penting untuk mengumpulkan informasi mengenai strategi yang akan dilakukan tahun-tahun berikutnya. Akan ditawarkan garansi tertentu seperti pemberian diskon apabila barang datang tidak tepat waktu. Trap-Ease juga akan dijual kepada distributor untuk mengurangi biaya promosi. Saat ini sebagai grosir akan dipastikan langkah selanjutnya dan memastikan bahwa produk di jual. 


Sustainability evaluation of pasteurized milk production with a life cycle assessment approach : An Iranian case study (Review Jurnal Bahasa Indonesia)

Abstrak

Produksi susu memberikan contoh elemen dari trade-off yang berkelanjutan dan terjadi di suatu sistem. Disisi yang lain produksi susu merupakan bagian penting dari gaya hidup manusia, tetapi produksi susu juga bertanggung jawab terhadap emisi yang mengakibatkan gas efek rumah kaca dan polutan lainnya. Pada kasus ini aspek lingkungan pada produksi susu di Iran diinvestigasi menggunakan pendekatan life-cycle. Terdapat tiga sub-sistem dalam kasus ini yaitu, produksi pakan, peternakan susu, dan perusahaan susu yang kemudian diperhitungkan untuk menemukan bagaimana dan dimana produksi susu pasteurisasi akan lebih ramah lingkungan dan efisien terhadap penggunaan energi. Hasilnya membuktikan bahwa tahap produksi pakan adalah area utama pada produksi susu pasteurisasi dalam hal konsumsi energi, beban lingkungan, dan ekonomi. Biaya produksi terbesar berasal dari pakan ternak sebanyak 43% dan merupakan bagian dari proses produksi pakan. Konsumsi energi terbesar dari produksi susu murni adalah alfalfa (30,3%), konsentrat (24%), jerami (17,8%), dan jagung (10,9%) untuk sapi, kemudian bahan bakar diesel (6,6%), dan konsumsi listrik (5,6%). Potensi pemanasan global dari produksi 1000kg susu murni di peternakan diestimasikan sebanyak 457kg Co2. Maka, lebih dari 69% dari total dampak proses pengolahan susu berasal dari 2 tahap sebelumnya (produksi pakan dan peternakan) dimana tahap produksi pakan memiliki bagian besar dalam beban lingkungan. 


Goal and Scope Definition
Tujuan studi ini adalah mengidentifikasi sumber polusi utama dari seluruh siklus produksi susu di Iran mulai awal hingga masuk ke proses di pabrik dan hingga siap untuk dipasarkan.
Ruang lingkup penelitian diasumsikan sebagai pembuat keputusan agrikultural seperti petani yang peduli terhadap produksi keberlanjutan dan tertarik terhadap pengurangan emisi dan biaya. Sehingga ruang lingkup penelitian meliputi tiga tahap dalam produksi yaitu, produksi pakan, peternakan susu, dan perusahaan susu.
Produksi pakan dipilih karena segi ekonomi dari produksi pakan berasal dari peternakan dan perkembang biakkan hewan.
Tahap produksi susu dipilih karena seluruh peternakan susu dianggap secara mekanis maupun semi-mekanis dan juga melakukan penggemuka terhadap ternak.
Perusahaan susu yang dipilih ialah perusahaan Shabnam Kalaleh dengan kapasitas 30 tons per hari. Perusahaan ini dianggap sebagai pilot plan karena mencakup seluruh aktivitas di pabrik modern.
Pada studi kasus ini Functional Unit dari 1000kg susu pasteurisasi di perusahaan susu digunakan untuk memenuhi input dalam setiap sub-sistem dan output yang yang meninggalkan sub-sistem. 


Life Cycle Inventory
Persediaan dalam life cycle dilakukan untuk mengukur input dan output untuk setiap sub-sistem. Tahap ini dianggap penting karena setiap urutan tahap mempengaruhi outcome dari tahap utama.
Proses produksi pakan
Untuk produksi pakan domestik termasuk butir gandum dan jerami, butir barley dan jerami, alfalfa dan silase jagung.
Untuk produksi pakan impor termasuk biji katun, biji jagung dan kedelai.

Pada segi agrikultur menghasilkan emisi untuk udara, tanah, dan air yang diestimasikan berupa NH3 atau amonia. NH3 diperkirakan berasal dari pupuk kimia dengan rumus sebagi berikut :
Dimana NH3 sebagai emisi amonia setelah pemakaian pupuk mineral.
Efa dan Efb adalah faktor emisi untuk tanah dengan pH rendah dan pH tinggi
P adalah pecahan untuk pH rendah (%)
Emisi logam berat terhadap tanah pertanian, permukaan air, dan air tanah juga diperhitungkan. Emisi logam berat yang diperhitungkan adalah kadmium, krom, timbal, merkuri, nikel, dan seng.

Pada tahap peternakan susu, yang termasuk dalam emisi adalah CH4 (metana). Metana berasal dari fermentasi enterik dan manajemen pupuk yang disertai emisi N2O dari manajemen pupuk (secara langsung dan tidak langsung) dan manajemen tanah (secara langsung dan tidak langsung). Hal tersebut diambil atas dasar konsumsi pakan hewan dan untuk menghitung emisi yang berasal dari peternakan susu.
Emisi metana yang berasal dari fermentasi enterik dihitung dengan rumus sebagai berikut :
EF merepresentasikan faktor emisi (kgCH4/kepala/tahun)
GE adalah seluruh asupan energy (MJ/kepala/hari)
Ym adalah faktor konversi untuk methan (persentase seluruh energi dalam pakan yang dikonversikan ke methan, disarankan 5,5%)

Sedangkan emisi metana dari manajemen pakan dihitung dengan rumus sebagai berikut :

EF merepresentasukan emisi metana setiap tahun (kgCH4/kepala/tahun)
VS padatan volatil yang diekskresikan setiap hari (kg material kering/hewan/hari) diperkirakan 2,67 kg/hewan/hari.
B merepresentasikan kapasitas produksi methan (m3 metana/kg dari VS yang diekskresikan)
MCF adalah faktor konversi methan untuk sistem manajemen pupuk.

Manajemen pupuk pada peternakan susu menyebabkan nitrifikasi dan denitrifikasi nitrogen dan menyebabkan emisi dari N2O. Penguapan nitrogen adalah sumber tidak langsung N2O. Diasumsikan bahwa sistem manajemen pupuk di semua peternakan susu menggunakan pemadatan. Maksudnya adalah pupuk disimpan untuk beberapa bulan sehingga membentuk stack yang nanti akan digunakan dalam produksi tanaman.

Untuk sub-sistem ketiga yaitu pabrik susu, direpresentasikan pada tabel 3. Pada tabel 3 tidak termasuk tanaman impor dan yang digunakan pada produksi susu seperti biji jagung, biji katun, dan kedelai. Berikut adalah tabel 3 :



Life Cycle Impact Analysis
Pada tahap ini dibedakan menjadi tahap wajib dan opsional. Tahap wajib berupa pemilihan kategori dampak, klasifikasi, karakterisasi. Sedangkan untuk tahap opsional berupa normalisasi, grouping, dan pembobotan. Pemilihan kategori dampak harus secara menyeluruh mencakup isu lingkungan yang menyangkut dengan sistem produk yang sedang dipelajari, dan mempertimbangkan tujuan dan ruang lingkup studi. Dengan demikian diantara berbagai metode, IMPACT 2002+ merupakan metode paling tepat untuk mengubah hasil dari LCI kedalam kategori dampak. IMPACT 2002+ merupakan kombinasi dari IMPACT 2002, Eco-Indicator 99, CML, dan IPPC. IMPACT 2002+ dirasa paling tepat karena dapat mencakup berbagai kategori dampak dan kerusakan.


Sensitivity Analysis
Merupakan suatu faktor tidak tentu yang ada di setiap studi LCA dan dapat mempengaruhi hasil akhir. Ketidaktentuan ini merupakan hasil dari metode pendekatan dan asumsi yang dikembangkan dalam model LCA. Dalam dua sub sistem awal, produksi pakan dan peternakan susu, harus dilakukan pembagian antara co-products. Analisis pada peternakan susu menurut Iternational Dairy Federation (IDF) harus dibedakan emisi antara susu dan daging. Sedangkan untuk pekan ternak IDF menyarankan pembagian berdasarkan segi ekonomi. 
Analisis sensitivitas dibuat untuk untuk menunjukkan bagaimana hasilnya akan berubah apabila metode yang dilakukan juga diubah. Analisis sensitivitas dibuat dengan berdasarkan global warming potential (GWP), ozone layer depletion (OLD), dan acidification potential (AP). Berikut adalah metode penilaian dampak yang dinilai dan dibandingkan :
a. Impact 2002+ , merupakan skenario dasar dan kombinasi IMPACT 2002, eco-indicator 99, CML, dan IPCC.
b. CML 2 baseline 2000 (skenario 1), sebuah metode LCA yang dikembangkan oleh Center of
c. Environmental Science of Leiden University (CML) di Belanda.
d. Eco Indicator 99 (Skenario 2), dikembangkan berdasarkan program Dutch NOH.
e. EDP 2013 (skenario 3), biasa digunakan untuk kreasi Environmental Product Declarations.

Untuk identifikasi berapa banyak energi dari berbagai sumber energi yang digunakan untuk memproduksi susu pasteurisasi, berikut persamaannya :


Sedangkan untuk evaluasi segi ekonomi untuk variable costs dan fixed costs berikut persamaannya :


Interpretation 
Hasil LCA


Gambar di atas menunjukkan kategori dampak disetiap input yang berkontribusi. Setiap kategori dampak dievaluasi lebih lanjut untuk mendapatkan persentase setiap input yang mempengaruhinya.


Gambar di atas menunjukkan perbandingan kategori dampak untuk ketiga tahap. Total emisi langsung terhadap lingkungan selama seluruh proses produksi susu dan rantai proses berjalan disebut “on-system emissions”. On-system emission terdapat pada produksi susu pabrik dengan dipengaruhi dua proses sebelumnya. On-system emission harus diperhatikan karena dapat menjadi pengaruh yang signifikan dalam kategori dampak yang lebih sensitif.


Tahap pertama yaitu produksi pakan memiliki kontribusi penting pada kategori dampak seperti, karsinogen, non karsinogen, respiratory inorganics, ekotoksisitas air, ekotoksisitas terestrial, asamterestrial/nutri, penggunaan tanah, pengasaman air, dan eutrofikasi air. Kebutuhan akan pakan ternak menjadikan produksi pakan merupakan titik utama dalam produksi susu selama masih ada produksi tanaman di dalamnya. Pada kategori dampak global warming, produksi pakan dan on-system emissions merupakan kontributor penting dalam produksi susu murni. Metana dan N2O merupakan emisi yang mendominasi di tahap produksi susu.


Berdasarkan gambar di atas kegiatan produksi dan penggunaan mesin pertanian dapat mempengaruhi seluruh kategori dampak karena peternakan susu dalam studi kasus sangat mekanis dan menggunakan banyak mesin. Untuk mengetahui secara spesifik bahwa produksi papan memiliki dampak yang besar, maka dilakukan analisis yang berbeda untuk setiap tanaman. Hasil dari analisis menyatakan bahwa on-system emissions, listrik, dan bahan bakar diesel memegang proporsi besar dalam beberapa kategori dampak. berikut adalah hasil analisis pada tanaman :


On-system emissions terhadap udara, tanah dan air berasal dari pemakaian pupuk kimia dan pembakaran bahan bakar diesel pada mesin pertanian merupakan faktor yang mendominasi seluruh kategori dampak. CO2 yang berasal dari pembakaran mesin pertanian dan penggunaanurea merupakan kontributor tertinggi terhadap on-system emissions dan diikuti oleh N2O yang berasal dari pembuangan traktor.

Berikut adalah grafik yang menunjukkan kategori kerusakan untuk produksi 1000kg susu murni dan susu pasteurisasi :


Metode Impact 2002+ membagi dampak per unit emisi berdasarkan seluruh substansi dari setiap kategori secara spesifik. Emisi proses pengolahan susu seperti NO2, NO, amonia, dan belerang merupakan kontributor tertinggi dalam merusak kesehatan manusia. Sedangkan amonia, NO2 dan partikel merupakan kontributor signifikan atas kesehatan manusia yang berasal dari produksi susu murni. Kategori kerusakan dapat diketahui dengan dua indikasi yaitu energi non-renewable dan ekstraksi mineral. Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa produksi pakan adalah penyebab utama dari kerusakan yang terjadi berdasarkan produksi susu pasteurisasi. Oleh karena itu pengembangan performa dalam produksi tanaman akan menjadikan proses produksi susu pasteurisasi lebih baik.

Hasil dari Analisis Sensitivitas

Analisis dilakukan menggunakan Skenario 1 dengan alokasi economic plus biophysical untuk membagi beban lingkungan antara butir gandum dan jerami, butir barley dan jerami dalam tahap produksi pakan, dan antara susu dan daging dalam tahap peternakan susu.

Gambar di atas menunjukkan bahwa penggunaan secara masal dapat menghasilkan tingkat emisi yang tinggi terhadap sistem yang sedang diperhitungkan.


Gambar di atas menunjukkan bahwa kategori kerusakan yang ditimbulkan produksi pakan dengan menggunakan dua pendekatan merupakan awal dari kepunahan manusia. Berdasarkan kedua grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan yang berlebihan pada studi yang hampir sama, terutama pada tahap peternakan susu, metode yang digunakan dapat menimbulkan dampak lingkungan yang lebih besar. Penggunaan nilai ekonomi pada analisis sensitivitas dirasa tidak sesuai karena harga daging dan susu tidak stabil sehingga dapat menimbulkan hasil yang tidak relevan.


Tabel di atas menunjukkan hasil LCA dengan metode penilaian dampak pada produksi 1000kg susu pasteurisasi. Sedangkan untuk susu murni di peternakan susu nilai GWP sekitar 457 hingga 731 dan nilai tersebut mengalami kenaikan dari penelitian sebelumnya. Analisis sensitivitas ini memungkinkan untuk dijadikan perbandingan dengan studi yang dilakukan di bagian dunia yang lain. Di berbagai metode alokasi yang di gunakan peneliti, didapatkan 0,73 hingga 1,4 kg CO2/kg susu murni. Sedangkan pada metode CML dengan alokasi masal didapatkan 0,73 kg CO2kg susu murni di peternakan susu dan pada metode alokasi volumetrik didapatkan nilai 0,201 kg CO2/ kg susu cair. Hasil yang berbeda-beda tersebut dapat dipengaruhi oleh batasan sistem, kondisi geografik, pengolahan peternakan, sumber data dan faktor karakteristik tertentu. Nilai AP pada tabel 5 mengalami kenaikan dari penelitian sebelumnya sedangkan nilai ODP juga meningkat dari penelitian sebelumnya.

Analisis energi dari produksi susu pasteurisasi menunjukkan bahwa 40% dari total energy dikonsumsi dari produksi susu murni, 13,2% untuk mesin elektrik padaproses pengolahan susu di pabrik susu, dan 7,8% untuk bahan bakar diesel. Detail analisis juga menunjukkan bahwa total pemakaian energi sebesar7507,7 MJ digunakan pada tahap proses pengolahan susu. LCA mengindikasi bahwa perhitungan konsumsi energi terletak pada produk akhir di pabrik susu. Hal ini juga ditunjukkan bahwa rasio energi sebesar 0,79 mengalami peningkatan dari sebelumnya yaitu 0,26.


Indikasi ekonomi pada produksi susu pasteurisasai menunjukkan bahwa produksi susu murni memiliki bagian besar dari total cost sebesar 64,6%, diikuti botol PET sebesar 17,8%, dan biaya overhead sebesar 4,5%. Analisis lebih detail menunjukkan bahwa pada tahap peternakan susu, pakan hewan memiliki bagian besar terhadap total biaya produksi sebesar 67,8%.

Discussion

Berdasarkan temuan-temuan di atas didapatkan bahwa produksipakan merupakan hot spot terhadap penggunaan energi, bidang ekonomi, dan dampak lingkungan pada proses produksi susu pasteurisasi di Iran. Pada studi ini juga diklaim bahwa harga tinggi dari produk susu dan harga dari pakan ternak. Sehingga dari sudut pandang sustainability, perlu dipertimbangkan mengenai penggunaan energi, ekonomi, dan dampak lingkungan untuk tahap produksi pakan yang lebih baik.

Sejak pupuk kimia menjadi sebab utama dari konsumsi energi tahap produksi pakan, maka akan lebih sesuai apabila digunakan pupuk yang sesuai dengan kebutuhan tanaman serta memperhatikan kemampuan pupuk menyebar untuk penggunaan lebih optimal. Untuk optimasi penggunaan bahan bakar diesel, petani harus diedukasi mengenai memilih mesin yang baik beserta penggunaan yang sesuai. Petani juga harus waspada terhadap pemakaian listrik yang berlebihan.

Conclusions

Pada studi ini dilakukan pemeriksaan mulai dari keseimbangan energi, sudut pandang ekonomi dan lingkungan. LCA digunakan mulai dengan batasan sistem cradle-to-milk untuk mengidentifikasi konsumsi energi, emisi lingkungan, dan biaya ekonomi dari produksi susu pasteursasi Iran serta untuk memberikan saran sehingga lebih ramah lingkungan dan biaya rendah. Bagian terbesar dari total biaya produksi adalah 43% untuk pakan ternak yang merupakan tahap dalam produksi pakan. Berdasarkan temuan pada studi ini, maka diberikan beberapa rekomendasi :
a. Untuk mengurangi efek negatif terhadap lingkungan, maka disarankan untuk memakai pupuk organik.
b. Untuk irigasi yang masih tradisional, disarankan untuk mengaplikasikan metode yang lebih baru dan efisien.